Senin, 12 April 2021










BINATANG DAN TUMBUHAN LANGKA
DI INDONESIA



Harimau Sumatera Panthera tigris sumatraensis




 











                            
 





Merak Jawa



                                             










 


      
                                                          
BINATANG LANGKA DI INDONESIA

 

1.    Anoa (Bubalus guarlesi dan Bubalus depressicornis)

Anoa merupakan satwa endemik Pulau Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara. Terdapat dua spesies Anoa yaitu Anoa Pegunungan (Bubalus guarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Secara fisik Anoa mirip kerbau tapi memiliki tanduk lurus meruncing ke arah belakang dan memiliki berat antara 150 kg sampai 300 kg, kira-kira sebesar kambing. Anoa masih bisa ditemukan di daerah Amolengo, Tanjung Peropa, Buto Utara,Tanjung Batikolo, Lambusango, dan Mangolo. Namun karena aktivitas pertambangan dan perambahan hutan, saat ini diperkirakan jumlah Anoa tidak sampai 1.000 ekor.

2.   Badak Bercula Satu atau Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
                                                                         
Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya.

3.   Beruang Madu (Helarctos malayanus)
Beruang Madu merupakan jenis beruang dengan ukuran terkecil di dunia dengna panjang mencapai 1,40 meter. Satwa langka yang menjadi maskot Kota Bengkulu dan Kota Balikpapan ini merupakan salah satu satwa langka yang dilindungi. Meskipun penyebarannya mencakup Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan, saat ini keberadaannya di alam bebas sulit ditemukan. Satwa langka yang memiliki nama latin Helarctos malayanus ini memiliki tubuh berwarna hitam legam dengan sedikit bulu-bulu putih kekuningan berbentuk “V” dibagian dadanya. Mulutnya berwarna lebih cerah dari warna badannya. Beruang madu memiliki kuku yang panjang untuk memanjat pohon. Makanan kesukaannya adalah sarang lebah sehingga beruang terkecil ini dinamakan Beruang Madu.
4.   Burung Cenderawasih Mati-Kawat (Seleucidis melanoleuca)
            Keindahan Burung Cenderawasih sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia sehingga burung ini disebut sebagai Bird of Paradise. Burung Surga yang hanya ditemukan di Pulau Papua ini memiliki sampai 30 spesies yang salah satunya adalah Seleucidis melanoleuca yang dilindungi negara. Spesies yang juga dinamakan Twelve-wired Bird of Paradise ini memiliki paruh yang panjang dan ekor yang pendek. Burung pengkicau ini memiliki cirri khas bulu kecil seperti kawat yang melengkung ke atas, namun kawat ini hanya ditemui pada spesies jantan. Bulu kawat ini tidak bisa dilihat dari jarah jauh dan kadang hanya bisa dikenali dari suara kepakan sayap saat terbang. Burung Cenderawasih Mati-kawat ini bisa ditemukan di Pulau Salawati (Papua Barat) sampai Sungai Membramo dan Teluk Milne (Papua Nugini).

5.   Elang Bondol (Haliastur indus)
            Elang Bondol seharusnya menjadi satwa terkenal karena pemilik nama latin Haliastur indus ini menjadi maskot Provinsi DKI Jakarta. Namun tidak banyak yang menyadari keberadaan Elang Bondol, padahal Elang Bondol sempat dijadikan logo Busway Transjakarta. Elang Bondol gampang dikenali dengan bagian kepala yang berwarna putih dan badan yang berwarna cokelat pirang. Karena berkepala putih, Elang Bondol seolah-olah bulu pada kepalanya terkelupas sehingga disebut Elang Bondol. Saat ini Elang Bondol hanya bisa didapatkan di Kepulauan Seribu, padahal dulu Elang Bondol banyak hidup di pesisir Jakarta Utara. Mirisnya, Elang Bondol yang seharunya dilindungi negara malah diperdagangkan secara ilegal di situs jual beli, salah satunya di Berniaga.Com.

6.   Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

Kemasyhuran Jalak Bali sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Tidak hanya memiliki suara yang bagus, Jalak Bali juga mempunyai bentuk tubuh yang indah. Jalak Bali memiliki bulu berwarna putih hampir di seluruh tubuhnya kecuali pada bagian ujung ekor dan ujung sayapnya yang berwarna hitam. Uniknya, pada bagian pipi tidak ditumbuhi bulu dan berwarna biru. Sedangkan kaki spesies Leucopsar rothschildi ini berwarna keabu-abuan. Karena keunikannya, Jalak Bali dijadikan maskot Provinsi Bali. Karena penampilannya yang indah, Jalak Bali menjadi burung favorit bagi para kolektor dan pecinta burung. Permintaan ini yang menyebabkan populasi Jalak Bali semakin berkurang, selain juga karena hilangnya habitat aslinya.
7.   Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis)
Harimau Sumatera merupakan subspesies harimau terkecil yang masih ada. Jumlah populasi Harimau Sumatera juga terbilang kecil karena tidak mencapai angka 500 ekor. Perambahan hutan dan perburuan ilegal menjadi penyebab utama menurunnya jumlah populasi Harimau Sumatera. Harimau Sumatera dikenal unik karena memiliki tubuh dengan pola berwarna hitam yang cukup tebal dibanding subspesies lainnya. Jarak antara belangnya cukup dekat dan kadang terlihat berdempetan. Warna badan Harimau Sumatera juga yang paling gelap di antara subspesies harimau lainnya, mulai dari kuning kemerahan sampai oranye tua. Harimau Sumatera memiliki selaput di sela jari-jarinya yang memungkinkannya untuk berenang dengan cepat.

8.   Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Gajah Sumatera merupakan mamalia terbesar di Indonesia, sayangnya jumlah populasi pemilik nama latin Elephas maximu sumatranus ini berkurang drastis. Selain perburuan gadingnya, Gajah Sumatera juga kerap dibunuh karena merusak perkebunan warga, seperti yang terjadi di Taman Nasional Tesso Nilo beberapa waktu lalu. Pembukaan hutan secara besar-besaran menghancurkan ekosistem Gajah Sumatera sehingga hewan langka yang harus dilindungi ini malah “disiksa di rumahnya sendiri”. Berdasarkan survei terakhir, saat ini jumlah Gajah Sumatera diperkirakan hanya sekitar 300 ekor. Kita hanya bisa berharap pada konservasi gajah di Taman Nasional Way Kambas sehingga Gajah Sumatera tetap lestari.

9.   Elang Jawa (Nizaetus bartelsi)
Elang Jawa yang mempunyai nama latin Nizaetus bartelsi merupakan satwa endemik Pulau Jawa. Elang Jawa ini merupakan satwa yang paling mirip dengan lambang Negara Republik Indonesia, Burung Garuda. Mirisnya, jumlah Elang Jawa semakin menurun karena perburuan ilegal. Elang Jawa memiliki ukuran tubuh yang cukup besar mencapai 70 cm dengan jambul yang mencapai panjang 12 cm. Selain jambul panjangnya, Elang Jawa juga memiliki tengkuk yang berwarna coklat kekuningan, kalau terkena sinar matahari akan terlihat keemasan. Warna tubuhnya didominasi warna coklat dengan garis-garis hitam yang terlihat jelas saat terbang. Elang Jawa sebenarnya menyebar hampir di seluruh Pulau Jawa, namun kini Elang Jawa hanya tinggal di hutan-hutan primer untuk menghindari para pemburu.
10.   Komodo (Varanus komodoensis)
Komodo Varanus komodoensisKomodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Namun masih banyak orang Indonesia yang belum tahu bahwa saat ini hanya tersisa 2.500-4.000 ekor Komodo yang tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan di Pulau Flores. Komodo merupakan kadal raksasa dengan ukuran tubuh yang bisa mencapai panjang hingga 2-3 meter dan bobot 60 kg. Sejauh ini pernah ditemukan komodo raksasa dengan bobot 166 kg (termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perut) dan  panjang 3,13 meter. Komodo termasuk hewan karnivora walaupun pada kenyataannya lebih banyak memakan bangkai hewan.
                                         

TUMBUHAN LANGKA DI INDONESIA
1.                 Bunga Edelweis
            Edelweis mempunyai nama latin Anaphalis javanica. Edelweis disebut bunga abadi karena bunga ini terbukti tidak layu setelah dipetik dari tangkainya, tetapi langsung mengering tanpa berubah bentuk dan penampilannya. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia. Tumbuhan ini bisa ditemukan di berbagai pegunungan tinggi Indonesia seperti Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.

2.                 Bunga Bangkai
Amorphophallus titanum atau Titan Arum atau biasa disebut Bunga Bangkai merupakan tanaman asli Sumatera yang terkenal memiliki kelopak raksasa serta bau tak sedap layaknya daging busuk. Bunga tanaman ini tinggi besar, bahkan lebih tinggi dari manusia. bunga bangkai bisa mencapai tinggi 1 meter bahkan hingga 3 meter. Tanaman ini banyak ditemukan di pedalaman atau hutan-hutan Sumatera.
Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.
3.                 Raflesia Arnoldi
 Rafflesia hidup di Tama Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.

4.                 Tembesu
Tembesu (Fagraea fragrans) termasuk kedalam famili Loganiaceae. Daerah penyebarannya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, dan Irian Jaya. Tempat tumbuh pada tanah datar dan sarang atau tempat yang tidak becek, tanah liat berpasir, dengan type curah hujan A sampai B pada ketinggian 0–500 dpl.
Tinggi pohon tembesu mencapai 40 m, dengan panjang batang bebas cabang sampai 25 m, diameter 80 cm atau lebih, dengan batang tegak dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklat sampai hitam, beralur dangkal dan sedikit mengelupas. Kayunya keras berwarna kuning emas tua atau coklat jingga, dan termasuk ke dalam kelas awet satu.

5.                 Daun Sang
Tumbuhan Daun Sang ini mempunyai ukuran daun yang sangat besar mencapai 6 meter. Lebar daunnya mencapai 1 meter.
Daun Sang adalah tanaman endemik Sumatera, yang hanya bisa ditemui di kawasan Aras Napal, Besitang. Sebuah wilayah di Kabupaten Langkat yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons, nama ilmiah daun sang diambil dari nama Profesor Teijsman (Elias Teymann Johannes) seorang ahli botani dari Belanda yang pertama kali menemukan genus tanaman unik ini di pedalaman Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19.
6.                 Kantong Semar
            Tumbuhan kantong semar (Nepenthes sp.) merupakan tumbuhan karnivora. Tumbuhan ini memiliki organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Pada bagian tutup kantong terdapat kelenjar nektar yang menarik serangga. Tanaman ini menyerap nutrisi dari serangga yang terjebak di dalam kantongnya. Serangga-serangga itu dihancurkan oleh semacam senyawa menyerupai asam lambung lantas dihisap sari-sarinya. Kantong Semar bisa ditemukan di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Indonesia memiliki species kantong semar paling banyak di dunia.


7.                 Anggrek Hitam
Anggrek hitam adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah mascot flora provinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirankan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor anggrek.
            Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah (labellum)  berwarna hitam dengan sedikit garis-garis barwarna hijau dan berbulu. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni. Anggrek hitam termasuk dalam anggrek golongan simpodial dengan bentuk bulb membengkak pada bagian bawah dan daun terjulur di atasnya. Setiap bulb hanya memiliki dua lembar daun saja. Daunnya sendiri mirip seperti daun pada tunas kelapa muda.

8.                 Cendana
Cendana (Santalum album). Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
9.                 Mimba
Mimba (Azadirachta indica). Tanaman langka ini mempunyai nama lain Mimbo atau Mimba. Tanaman langka ini merupakan pohon yang tinggi (Arbor) batangnya dapat mencapai 20 m bahkan lebih. Kulit batangnya tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Tanaman ini bisa digunakan sebagai pestisida nabati. Karena daun mimba mengandung senyawa-senyawa yang dapat mengendalikan hama tanaman, diantaranya adalah sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine.
10.          Damar
Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri). Tanaman langka ini berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa mencapai 60 m dan dimeternya 2 m.